Kurikulum Merdeka Adalah


Kurikulum Merdeka merupakan salah satu inovasi dalam sistem pendidikan Indonesia yang diinisiasi melalui program Merdeka Belajar oleh Nadiem Makarim. Kurikulum ini dirancang untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi sekolah dan guru dalam proses pengajaran, serta memungkinkan siswa belajar sesuai dengan minat, bakat, dan potensi mereka. 

Tentang  Kurikulum Merdeka

Dengan mengedepankan prinsip Project Based Learning (PBL), Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran berbasis proyek dan asesmen formatif yang berkelanjutan, sehingga siswa dapat mengembangkan kompetensi abad 21 dan menjadi Profil Pelajar Pancasila yang memiliki karakter kuat, kreatif, dan mandiri. Reformasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan serta adaptasi terhadap tantangan global yang terus berkembang. 

Kurikulum Merdeka pertama kali diterapkan pada tahun 2021 sebagai bagian dari program Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Fokus utama dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan lebih banyak kebebasan bagi guru dan sekolah dalam menyusun pembelajaran, serta memberikan kesempatan yang lebih luas bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan mereka.

Berikut adalah beberapa poin utama dari Kurikulum Merdeka:

1. Pembelajaran yang Fleksibel

Dalam Kurikulum Merdeka, guru diberi keleluasaan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Pembelajaran tidak hanya berfokus pada penyampaian materi, tetapi juga pada proses pembelajaran yang lebih interaktif dan partisipatif, di mana siswa dapat mengeksplorasi dan bereksperimen.


2. Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki Profil Pelajar Pancasila, yakni individu yang:

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
  • Berkebinekaan global
  • Gotong royong
  • Mandiri
  • Bernalar kritis
  • Kreatif

Profil ini menjadi acuan utama dalam pengembangan kompetensi dan karakter siswa.


3. Pembelajaran Berbasis Proyek

Siswa dalam Kurikulum Merdeka didorong untuk belajar melalui proyek-proyek yang berkaitan dengan isu-isu nyata di masyarakat. Misalnya, proyek tentang lingkungan, kewirausahaan, atau kesehatan. Metode ini disebut Project Based Learning (PBL), yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, kolaboratif, dan solutif.


4. Asesmen Berkelanjutan

Alih-alih berfokus pada ujian akhir sebagai satu-satunya alat penilaian, Kurikulum Merdeka menggunakan asesmen formatif yang bersifat berkelanjutan. Artinya, penilaian dilakukan secara terus-menerus selama proses belajar untuk mengukur perkembangan siswa dan memberikan umpan balik yang konstruktif.


5. Mata Pelajaran yang Lebih Terfokus

Kurikulum Merdeka juga menyederhanakan jumlah mata pelajaran untuk jenjang pendidikan tertentu. Fokus lebih diberikan pada penguasaan materi inti secara mendalam, daripada jumlah materi yang terlalu banyak.


6. Pilihan Mandiri bagi Siswa

Siswa, terutama di jenjang SMA, diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan rencana karier mereka. Dengan cara ini, siswa diharapkan dapat lebih siap memasuki dunia kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.


7. Teknologi dalam Pembelajaran

Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran juga menjadi salah satu komponen penting. Teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran daring, penyediaan sumber daya belajar yang lebih bervariasi, serta memperluas akses pendidikan ke daerah-daerah terpencil.

Kurikulum Merdeka membawa angin segar bagi pendidikan Indonesia dengan menghadirkan pendekatan yang lebih personal dan adaptif terhadap kebutuhan siswa dan dunia modern. Dengan pilihan mandiri siswa, penerapan teknologi dalam pembelajaran, serta fokus pada pengembangan karakter melalui penilaian berkelanjutan, kurikulum ini diharapkan mampu mempersiapkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. 

Sebagai bagian dari reformasi pendidikan, Kurikulum Merdeka tidak hanya menekankan pada pengetahuan akademik, tetapi juga pada pembentukan sikap, keterampilan, dan nilai-nilai kebangsaan, sehingga menghasilkan lulusan yang kreatif, kritis, dan berdaya saing tinggi di tingkat global.